Saturday, September 8, 2012

Manajemen Qolbu

3 PERKARA YANG MENYELAMATKAN KITA

Assalamualaikum wr.wb
Saya ingin berbagi mengenai ilmu ma'rifat yang saya dapatkan dari sebuah buku. Ilmu apakah itu??

Rasul pernah bersabda, bahwa ada 3 perkara yang dapat menyelamatkan kita. apakah 3 perkara itu? Mari kita bahas bersama.

3 Perkara itu adalah bersahaja dalam keadaan kaya dan miskin, bersikap adil dalam keadaan marah, dan takut kepada Allah disaat ditempat tertutup dan terang-terangan.Nah, apa aja sih maksud dari 3 Perkara itu? Kita bahas yuk!

Pertama, bersahaja dalam keadaan kaya maupun miskin. Maksud dari perkara yang pertama adalah dimana disaat kita mendapatkan kenikmatan kaya, kita tidak menghambur-hamburkan kekayaan kita itu untuk hal-hal yang tidak penting. Misalnya, kekayaan itu kita gunakan untuk bersenang-senang dengan teman, atau membeli barang-barang yang mubazir. Padahal, mubazir adalah salah satu sifat yang disukai setan. Tapi, jika kita memiliki nikmat kaya, sebaiknya kita mensyukuri kekayaan itu, dengan cara bersedekah. Dan saat kita berada di keadaan miskin, kita tidak perlu cemas dengan keadaan itu. Bersyukur dan bersyukur. Itulah hal yang lebih baik kita lakukan.

Kedua, bersikap adil disaat keadaan marah. Bagaimana kita dapat melakukan itu? Hal tersebut tidaklah mudah untuk dilakukan. Kita harus memiliki kesabaran dan keikhlasan yang baik untuk menangani amarah kita. perbanyaklah istighfar disaat kita marah. Karena, marah itu dapat merusak hati orang yang bijaksana.

Dan yang ketiga, takut kepada Allah disaat ditempat tertutup maupun terang-terangan. Kuncinya adalah kita selalu ingat dan tanamkan dalam diri kita, bahwa Allah itu selalu mengawasi kita dimanapun kita berada.

Ketiga perkara itu, dapat menyelamatkan kita dari hal-hal yang dapat menjerumuskan kita kedalam perbuatan dosa. Dan akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah pastinya. Kan Allah Maha Pemurah guys.

Cukup sampai disini dulu ya. Sedikit pantun,
Jalan ke pasar beli ketupat, pasarnya di pasar pagi.
Jika ada ilmu yang ku dapat, pasti akan ku bagi lagi.

Assalamualaikum. wr.wb
  

Thursday, September 6, 2012

Adobe siapkan photoshop khusus retina display


Adobe Siapkan Photoshop Khusus Retina Display

KOMPAS.com - Layar retina display dengan kepadatan pixel tinggi (High Dots Per Inch atau HiDPI) milik salah satu MacBook Pro besutan Apple mampu menampilkan gambar yang sangat tajam. Tetapi kemampuan tersebut menjadi percuma ketika tidak disertai dengan optimalisasi aplikasi-aplikasi pihak ketiga.

Karena itulah Adobe, pembuat software editing foto populer Photoshop, menyiapkan versi khusus aplikasi tersebut yang dioptimalisasi untuk layar HiDPI.

Adobe mengumumkan bahwa dukungan layar HiDPI akan mulai tersedia pada Photoshop CS6 dalam beberapa bulan ke depan, disusul oleh Lightroom 4.

Layar pada MacBook Pro with Retina Display memiliki resolusi 2880x1800. Hal ini menjadi masalah ketika aplikasi-aplikasi yang tidak dioptimalisasi untuk resolusi tinggi tersebut berjalan seolah-oleh dengan resolusi 1440x900 yang merupakan resolusi standar MacBook pro tanpa retina display.

Setiap pixel pada tampilan aplikasi -termasuk gambar atau foto pada Photoshop- diekspansi hingga menjadi sebesar empat pixel (pixel doubling). Akibatnya, gambar yang ditampilkan tampak pixellated atau kotak-kotak seperti memiliki resolusi rendah, walaupun sebenarnya tidak demikian.

 Contoh dari hal ini bisa dilihat dari gambar yang dihasilkan oleh aplikasi yang dioptimalkan untuk retina display (aplikasi Preview bawaan Mac OS) dan yang tidak dioptimalkan (Photoshop), seperti disampaikan oleh fotografer yang dikutip PetaPixel.

Adobe menjanjikan update retina display Photoshop CS6 akan dirilis menjelang akhir tahun ini. Aplikasi-aplikasi Adobe lainnya yang juga akan dioptimalisasi untuk layar ber-resolusi tinggi termasuk Dreamweaver, Edge Animate, Illustrator, Lightroom, Photoshop, Photoshop Touch, Prelude, Premiere Pro, dan SpeedGrade. Adapun versi murah dari Photoshop, yaitu Photoshop Elements, tidak termasuk dalam daftar.


Butir Pancasila


BUTIR-BUTIR NILAI PANCASILA

1. Ketuhanan Yang Maha Esa
  • Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaanya dan ketaqwaanya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  • Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
  • Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama anatra pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  • Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
  • Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
    menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
  • Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaanya masing masing.
  • Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
  • Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
  • Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
  • Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
  • Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
  • Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
  • Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
  • Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
  • Berani membela kebenaran dan keadilan.
  • Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
  • Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
3. Persatuan Indonesia
  • Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
  • Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
  • Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
  • Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
  • Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
  • Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
  • Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam  Permusyawaratan/Perwakilan
  • Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
  • Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
  • Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
  • Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
  • Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
  • Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
  • Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
  • Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
  • Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
  • Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
  • Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan  kegotongroyongan.
  • Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
  • Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
  • Menghormati hak orang lain.
  • Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
  • Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain
  • Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
  • Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
  • Suka bekerja keras.
  • Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
  • Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Sebagai bangsa Indonesia, sudah sepatutnya kita menjiwai dan mengamalkan pancasila yang telah dibuat oleh founding father kita. MERDEKA!
Semoga bermanfaat

Hot News: Why 2013 will be a year of crisis ?


Why 2013 will be a year of crisis ?
By David Frum, CNN Contributor
September 3, 2012 -- Updated 1501 GMT (2301 HKT)

Rotting corn was damaged by severe drought on a farm near Bruceville, Indiana.
Editor's note: David Frum is a contributing editor at Newsweek and The Daily Beast and a CNN contributor. He is the author of seven books, including a new novel, "Patriots."
(CNN) -- Prediction: 2013 will be a year of serious global crisis. That crisis is predictable, and in fact has already begun. It will inescapably confront the next president of the United States. Yet this emerging crisis got not a mention at the Republican National Convention in Tampa. We'll see if the Democrats do better.
The crisis originates in this summer's extreme weather. Almost 80% of the continental United States experienced drought conditions. Russia and Australia experienced drought as well.
The drought has ruined key crops. The corn harvest is expected to drop to the lowest level since 1995. In just July, prices for corn and wheat jumped about 25% each, prices for soybeans about 17%.
These higher grain prices will flow through to higher food prices. For consumers in developed countries, higher food prices are a burden -- but in almost all cases, a manageable burden.
Americans spend only about 10% of their after-tax incomes on food of all kinds, including restaurant meals and prepackaged foods. Surveys for Gallup find that the typical American family is spending one-third less on food today, adjusting for inflation, than in 1969.
But step outside the developed world, and the price of food suddenly becomes the single most important fact of human economic life. In poor countries, people typically spend half their incomes on food -- and by "food," they mean first and foremost bread.
When grain prices spiked in 2007-2008, bread riots shook 30 countries across the developing world, from Haiti to Bangladesh, according to the Financial Times.   A drought in Russia in 2010 forced suspension of Russian grain exports that year and set in motion the so-called Arab spring.
Since the days of Gamal Abdel Nasser, the Egyptian government has provided subsidized bread to the population. A disk of round flat bread costs about a penny. In the later 2000s, however, the Mubarak government found it could not keep pace with surging grain costs.
As Egypt's population doubled from 20 million in 1950 to 40 million in 1980 and now more than 80 million, Egypt has gained first place as the world's largest wheat importer. The price rises of 2007-2010 exceeded the Mubarak government's resources. Cheap bread vanished from the stores. Discontent gathered. In the August 18 issue of the British magazine The Spectator, John R. Bradley, an Arabic-speaking journalist long resident in Egypt, described what happened next:
            "The conversations of tiny groups of Cairo's English-speaking elites, and their Western drinking companions, were a world apart from talk among the Egyptian masses. ... The main hope of those who poured into Tahrir Square was shared by the revolutionaries in Tunisia: that sudden and radical change would miraculously mean affordable food."
And if food prices surge again? China is especially vulnerable to food cost inflation. In just one month, July 2011, the cost of living jumped 6.5%. Inflation happily subsided over the course of 2012. Springtime hopes for a bumper U.S. grain crop in 2012 enabled the Chinese central bank to ease credit in the earlier part of the summer. Now the Chinese authorities will face some tough choices over what to do next.
The Arab Spring of 2011 is sometimes compared to the revolutions of 1848. That's apter than people realize: the "hungry '40s" were years of bad harvests across Europe. Hungry people are angry people, and angry people bring governments down.
Will 2013 bring us social turmoil in Brazil, strikes in China or revolution in Pakistan? The answer can probably be read in the price indexes of the commodities exchanges -- and it is anything but reassuring. 

http://www.cnn.com

Semoga krisis di tahun 2013 tidak pernah terjadi. Amin 

Wednesday, September 5, 2012

Kisah hari ini: Berbagi

Sepasang suami istri yang berusia anjut, suatu kali mengunjungi kantor pusat untuk bernostalgia tentang suka duka ketika mereka masih aktif bekerja dahulu. Kesempatan bernostalgia ini rupanya dimanfaatkan mereka untuk menikmati sop buntut yang tersohor di kantin, dalam kantor pusat tersebut. Kebetulan, ketika itu jam makan siang sehingga banyak pegawai yang santap siang disana.

Suami istri ini lalu masuk antrean untuk memesan sop buntut. Mereka memesan satu porsi sop buntut beserta nasinya, danh dua gelas teh manis serta sebuah piring kosong dan mangkuk. Semua yang melihat mereka heran. Sepasang suami istri ini hanya memesan satu porsi. Bahkan, beberapa pegawai lain  iba melihat betapa menderitanya nasib pensiunan ini sehingga untuk makan siang di kantin saja hanya memesan satu porsi. Sang suami lalu membagi nasi menjadi dua bagian, demikian pula sop buntutnya. Saatu bagian untuk dirinya dan bagian lain diseerahkan kepada istrinya. Mulailah mereka makan. Namun, yang makn adalah sang suami terlebih dahulu, sementara sang istri menunggu dan menatap kekasihnya makan dengan tersenyum.

Seorang pegawai tiba-tiba bangkit berdiri dan berjalan menuju meja mereka. Dengan rasa iba, pegawai ini menawarkan kepada suami istri ini satu porsi lagi sop buntut gratis, ia yang menraktirnya Dia merasa tidak tahan melihat sepasang suami istri ini, sementara ia sendiri hidup berkecukupan. Namun, tawaran pegawai ini ditolak secara halus sambil tersenyum oleh pasangan ini dengan menggunakan bahasa isyarat.

Sang suami pun kembali melanjutkan santap siangnya, sementara sang istri hanya menatap sambil tersenyum hingga sop buntut bagiannya menjadi dingin. Setelah beberapa lama, kembali si pegawai yang berkecukupan gelisah melihat tingkah pasangan ini. Sang istri ternyata tidak makan, hanya menunggui sang suami makan. Betapa cintanya sang istri kepada sang suami hingga rela berkorban menunggu sang suami selesai makan.

Kembali, si pegawai tadi dengan rasa penasaran mendatangi sang ibu dan bertanya, "ibu, saya melihat ibu hanya menunggu bapak makan sementara ibu sendiri tidak makan. Kalau boleh tahu, apakah yang ib u tunggu?" Dengan tersenyum sang ibu menjawab,"Yang saya tunggu adalah gigi, sementara ini masih dipakai bapak". (Parlindungan Marpaung,"Half Full-Half Empty",MQS Publishing,2006)

"Semoga bisa menjadi bahan  renungan bagi kita. Mari berbagi!"